Pada
tanggal 16 April 2015 Bentara Bumi mengirim pesan untuk teman-teman Malam PuisiJakarta. Ia sedang berada di PTUN Semarang untuk meliput aksi yang dilakukan
oleh ibu-ibu Kendeng. Katanya, hari itu akan ada pembacaan putusan atas gugatan
warga Kendeng terhadap pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng.
Aku
memintanya untuk membuat buku harian, terutama karena ia sering terlibat dalam
berbagai peristiwa. Barangkali hari ini, buku tersebut belum menjadi sepenting itu. Sepuluh, dua puluh tahun
lagi? Kau takkan tahu.
Tulislah
buku harian, Bumi. Tulislah buku harian, kamu.
Yang
sedang kamu baca ini adalah buku harianku.